Luring pertama kali bersama Pak Angga
Pada pertemuan luring pertama
kemarin (29/3 2023) kami membahas tentang Literature Review pada 3
jurnal yang telah diipilih sebelumnya. Apa itu Literature review? Literature
review lebih dikenal dengan istilah tinjauan Pustaka. Oleh karena itu, dapat
dikatakan bahwa literature review adalah suatu kegiatan menganalisis yang dapat
berupa kritikan dari suatu penelitian yang sedang dilakukan terhadap suatu
topik khusus yang merupakan bagian dari bidang keilmuan. Literatur yang ditinjau
Kembali kemarin adalah jurnal tentang semiotika (semiotika lagi semiotika
lagi.. hadeh).
1.
Jurnal 1
Judul : Semiotika Dalam Arsitektur
Objek : Bangunan (bentuk
arsitektur)
Metode : menggunakan metode
kualitatif
Analisis : dalam dunia
arsitektur bentuk bangunan tidak hanya semata – mata dibuat untuk meninggalkan kesan
indah atau nyaman saja, namun desain pada bangunan tersebut juga harus
mempunyai fungsi. Sebagaimana misal desain rumah sakit yang harus mempunyai
jalur khusus untuk langsung masuk ke ruangan IGD/UGD. Akses tersebut harus
mudah dilalui dan ditempatkan pada tempat khusus.
Kesimpulan : Semiotika tidak luput
pula dalam dunia perarsitekan karena dalam dunia arsitek pun harus mempunyai
tanda dan penanda yang jelas agar bangunan yang dibuat jelas tujuan dan
fungsinya.
2.
Jurnal 2
Judul : Kajian Semiotika
Charles Sanders: Relasi Trikotomi dalam Cerpen Anak Mercusuar Karya Mashdar
Zainal.
Objek : Cerpen Karya
Mashdar Zainal
Metode : Deskriptif Kualitatif
Analisis : Dalam cerpennya banyak
sekali ditemui tanda atau/dan penanda yang merujuk kepada semiotika.
Kesimpulan : Dari kisah cerpen pun
dapat ditemukan semiotika.
3.
Jurnal 3
Judul : Bunkasai, Kajian
Semiotika Budaya Kontemporer Dari Pengaruh Film Jepang.
Objek : Festival Bunkasai
Metode : Pendekatan Kualitatif
Analisis : Film Jepang
memberi pengaruh pada orang – orang yang menontonnya hingga mereka membentuk
suatu komunitas dan membuat festival tersendiri. Dalam hal ini terbentuklah
suatu budaya yang terpengaruh dari budaya lain yang baru atau bisa disebut
budaya kontemporer.
Kesimpulan : Semiotika juga dapat
ditemukan dalam pembentukan budaya baru.
Selain meninjau ulang jurnal yang telah dipilih, kami juga
menganalisis objek desain disetikar atau objek apapun yang berkesan. Objek yang
saya pilih adalah Mechanical Keyboard Fantech Maxfit 61. Objek tersebut adalah
keyboard computer yang mempunyai kelebihan tersendiri. Dalam dunia tech
entushias keyboard mekanikal memang sedang hangat – hangatnya. Keyboard yang
dibuat dari merk Fantech ini mempunyai desain yang sangat fungsional. Dari dimensi
yang compac dengan layout 60% (61 tombol) membuat keyboard ini tidak
makan tempat dan desain yang minimalis menjadi nilai tambah untuk kerapihan
meja computer kita.
Selain ukuran dan desain yang minimalis, keyboard ini
menggunakan switch untuk setiap tombolnya. Swicth ini berfungsi untu menerima
sinyal saat suatu tombol ditekan. Switch yang digunakan terasa smooth dan tidak
berat menjadikan keyboard ini sangat nyaman digunakan dalam waktu yang lama. Selain
itu setiap tombol pada keyboard ini sudah menggunakan fitur Anti Ghosting
atau setiap tombol yang ditekan pasti akan terbaca dan tidak miss. Switch pada
setiap tombol bisa diganti sesuai keinginan. Pada umumnya switch yang digunakan
adalah switch berwarna merah yang mempunyai karater smooth dan tidak menghasilkan
bunyi. Adapun switch berwarna biru yang mempunyai karakter Clicky atau
setiap detekan tombol akan menghasilkan bunyi “klik” yang khas. Ada beberapa
varian switch lain yang mempunyai karakter yang berbeda. Banyak varian switch
dibuat untuk kenyamanan para penggunanya.
Selain switch terdapat Key Caps. Key caps adalah
tombol yang langsung bersentuhan dengan jari. Key caps juga memiliki banyak
varian dan warna untuk preferensi setiap penggunanya. Pada dasarnya keyboard
mekanikal ini adalah evolusi dari keyboar konvensional sebelumnya karena
mempunyai desain dan fungsi yang modern dan fleksibel.
Komentar
Posting Komentar