Inovasi Wayang Kulit Bentuk Gunung. Kayon Wayang kulit Purwa Gaya Surakarta

 



Kayon Wayang Kulit Purwa Gaya Surakarta
(https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEinvABQHsboV-MNHvggWM2wMRSNv0avUqKIPdhNLva7t65QWcyGW8PTXboK0tpdwNA0Yqe-kJLguxQWStP4g5tVX0Xzm8cl58bwFZdCcRkEpvokO5OxWovBW1l1UHV0f65FkW848xCQ6Ho/s1600/Kayon+Gapuran-Solo-05.jpg)

Sebelumnya saya sebagai Mahasiswa dari Dosen pengampu Bapak Pandu Pramudita mengucapkan selamat atas kesuksesannya dalam menjalani ujian terbuka promosi Doktor. Semoga dengan tercapainya cita - cita bapak, bisa menjadi berkah dalam diri sendiri maupun orang lain. Rekap vidio live promosi doktor pak Pandu bisa lihat disini: >,< (klik aku!!)

Dalam disertasi yang berjudul “Inovasi bentuk figur kayon wayang kulit purwa gaya Surakarta” yang di bawakan oleh pak pandu ini menjelaskan tentang bagaimana kayon dalam wayang kulit purwa digunaka serta ingin dimodifikasi sedemikian rupa agar bentuk, ukiran, lukisan, dan filosofi bisa bersinergi dengan lebih baik. Sebelumnya, kayon adalah wayang kulit yang biasanya berbentuk menyerupai gunung dengan puncak yang runcing dan di dalamnya terdapat ukiran - ukiran atau lukisan flora, fauna, dan sebuah gerbang yang melambangkan kehidupan. Melambangkan kehidupan karena dalam perwayangan, kayon adalah wayang yang pertama kali digerakan. Jika kayon tidak digerakan terlebih dahulu berarti belum ada kehidupan. Selain di awal, kayon juga digerakan di akhir perwayangan yang menandakan kisah perwayangan tersebut sudah ingin berakhir.

Dalam disertasi yang dibawakan oleh pak Pandu, pak Pandu ingin berinovasi dalam bentuk kayon wayang kulit purwa gaya surakarta. Dijelaskan bahwa ukuran kayon yang ideal adalah dengan tinggi 75 – 99cm dan lebar 38 – 59cm. Dalam bentuknya pun juga diatur, dari bagian paling atas yaitu pucukan (membentuk kerucut), genukan (bagian cembung), lengkeh (bagian cekung), palemahan (bagian datar paling bawah), dan umpak (tambahan tonjolan dibagian bawah).

Isi dari kayon tersebut juga diatur dengan ragam isian yaitu 20 tumbuhan, 43 hewan, 6 mahkluk mitologis, 11 benda alam, 13 benda buatan, dan 4 simbol. Untuk bagian belakang kayon atau sunggingan belakang ada 2 jenis yaitu sunggingan api dan sunggingan air. Dalam proses pembuatan desain inovasi bentuk kayon-nya, pak Pandu menggunakan pengukuran dengan metode golden ratio. Perbandingan yang digunakan untuk eksperimennya adalah 2:1 dan 5:3. Selain itu, pak Pandu juga menggunakan 2 teknik desain yaitu grid dan dasar bidang untuk membuat desainnya.

Untuk nilai filosofis yang didapatkan dari inovasi bentuk kayon yang dibuat, pak Pandu menemukan beberapa nilai filosofis bahwa bentuk figure kayon wayang kulit purwa gaya Surakarta merupakan pandangan manusiaterhadap dunia yang disebutdengan kosmologi, yang terdiri dari 3 bentuk yaitu makrokosmos, mikrokosmos dan metakosmos. Tidak lupa juga dalam desrtasinya, pak Pandu memberikan saran kepada peneliti selanjutnya, para seniman/pengkriya, pemerintah/Lembaga, masyarakat Indonesia yang pada intinya untuk tetap melestarikan budaya kayon ini dan lebih mengembangkannya lagi.

Untuk menutup tulisan ini saya ucapkan sekali lagi untuk selamat kepada Dr. Pandu Pramudita, S. Pd., M.A. yang telah menyelesaikan ujian terbuka promosi doctor di Institut Kesenian Indonesia Surakarta. Semoga apa yang di cita – citakan oleh beliau bisa membawa berkah bagi semua orang.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Luring pertama kali bersama Pak Angga

Hubungan Semiotika dan Sepatu??

"Kota" Senja yang tak seindah kelihatannya